Journaling adalah coping mechanism yang positif untuk kesehatan mental kita. Tanpa disadari, semenjak kecil kita sudah pernah melakukannya yakni dengan menulis diary dalam buku binder.

Dalam kertas kosong tersebut kita tuangkan berbagai perasaan yang tengah kita alami. Diary seakan seperti menjadi teman yang selalu siap sedia mendengarkan dan menampung keluh kesah kita.

Seiring berjalannya waktu, ketika kita beranjak dewasa dan disibukkan dengan pekerjaan rasanya malas untuk menulis diary. Namun emosi yang dialami rasanya semakin kompleks, beban kerja yang banyak, tuntutan dari atasan, lingkungan kerja yang toksik, masalah keuangan, dan keluarga.

Semua itu membuat pikiran stress, gelisah dan tertekan yang mengganggu kesehatan mental. Tidak ada lagi tempat untuk berpulang yang disebut ‘rumah’.

Journaling: Cara Sehat Coping Mechanism

Secara alami manusia memiliki kecenderungan untuk mengatasi kemelut perasaan yang dialaminya atau disebut sebagai coping mechanism. Hal ini tampak pada habit yang kita lakukan agar tetap tenang saat menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi.

Ada yang menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan positif, namun tak jarang juga yang menghabiskannya dengan hal-hal yang kurang bermanfaat dengan dalih healing. Misalnya mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau pergi ke klub.

Nyatanya hal yang dianggap dapat membahagiakan malah menjauhkan kesempatan bagi diri untuk lebih mengenal perasaan yang dialami dan bagaimana cara mengatasinya.

Meskipun kita sudah tidak lagi menulis diary, tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk melakukannya lagi yaitu dengan cara journaling. Dibandingkan dengan melakukan hal yang dapat memperburuk situasi, journaling adalah cara sehat yang dapat kita lakukan dalam coping mechanism.

Meskipun istilahnya berbeda namun konsep dan manfaatnya masih efektif untuk menenangkan diri dari capek emosional yang kita alami. Lantas, bagaimana memulai journaling sebagai coping mechanism?

Cara Memulai Journaling Sebagai Coping Mechanism

Cara Mudah Journaling sebagai Coping Mechanism www.mahada.id

  1. Siapkan starter pack journaling

Hal yang perlu dilakukan saat pertama kali journaling yaitu memilih media, diantaranya dapat ditulis melalui buku, smartphone, tablet, dan laptop. Jika lebih suka menulis manual, pastikan untuk memilih buku yang tepat seperti notebook atau buku agenda.

Terkadang kita ingin mempunyai buku agenda yang dapat di custom sesuai keinginan. Untuk mendapatkannya, yuk langsung kunjungi website Mahada yang menyediakan berbagai variasi buku agenda berdasarkan bahan dan fungsinya.

Tentunya buku agenda yang Anda pesan dapat di custom sesuai keinginan. Selain itu, Mahada juga menyediakan bolpoin dan memo yang dapat di custom dan juga tersedia dalam berbagai pilihan.

  1. Buat daftar topik yang ingin ditulis dalam jurnal

Jangan ragu untuk menuliskan segalanya karena jurnal adalah tempat dimana kita bebas mengutarakan apapun yang kita rasakan. Contohnya tentang aktifitas sehari-hari atau perasaan yang dialami saat itu juga.

Jangan lupa juga untuk menuliskan hal-hal yang kita syukuri. Merasa cukup atas apa yang kita miliki adalah cara untuk mendapatkan kebahagiaan. Jangan terlalu melihat orang lain lalu dijadikan sebagai standar kebahagiaan hingga melupakan apa yang harusnya menjadi prioritas, yaitu fokus terhadap diri sendiri.

  1. Atur jadwal rutin untuk menulis

Agar dapat konsisten dilakukan, coba buat jadwal yang tepat untuk kita menulis jurnal yang tentunya disesuaikan dengan aktivitas sehari-hari. Misalnya, jika waktu kerja dimulai siang hari Anda dapat menulis jurnal di pagi hari. Dengan begitu, waktu pagi kita akan tetap produktif.

Selain itu, menulis jurnal juga dapat dilakukan di malam hari ketika sedang overthinking. Coba uraikan permasalahan yang sedang dipikirkan satu per satu, lalu pilah mana hal yang bisa kita kendalikan dan tidak.

  1. Gunakan gaya bahasa sendiri

Jangan khawatir jika Anda bukan seorang penulis karena menulis jurnal tidak perlu menggunakan tata bahasa yang sempurna atau puitis. Cukup dengan gaya bahasa yang nyaman kita gunakan sehari-hari. Anggaplah jurnal sebagai teman yang kita ajak bicara melalui tulisan.

Menggunakan bahasa asing dapat menjadi opsi, hal ini tentunya dilakukan kalau kita paham atau nyaman menulisnya. Jika jurnal privasi kita jatuh ke tangan orang yang Anda tidak ingin ia membacanya, maka penggunaan bahasa asing dapat menjadi pilihan yang tepat.(*)